Takdir Tuhan Di Pemilu 2024

 

 Oleh : Ki Suro Raharjo.





Manusia sejak lahir sudah digariskan oleh Allah mau menjadi apa dan kehidupannya seperti apa. Manusia tinggal menjemputnya dengan berbagai ikhtiar dan usaha. 



Terkadang manusia lahir dalam kecukupan karena keluarganya tergolong orang berada/kaya, tetapi tak sedikit manusia lahir dalam kondisi memprihatinkan karena lahir dari keluarga miskin. Dalam perjalanan hidup terkadang orang yang terlahir dalam keluarga mampu/berada masa depannya tidak selalu bahagia seperti saat dilahirkan bahkan dimasa hidupnya penuh dengan penderitaan.



 Namun sebaliknya orang yang terlahir dalam kondisi penuh kekurangan dan penuh penderitaan karena terlahir dari keluarga miskin yang hidupnya penuh kekurangan, namun dimasa hidupnya  mendapatkan kemuliaan, kebahagiaan dan keberkahan dalam hidupnya menjadi orang berada/kaya raya. 



Jadi sebenarnya ada sebagian takdir Allah yang  bisa diubah melalui ikhtiar, usaha, kerja keras, pantang menyerah, jujur, tanggung jawab, disiplin, komitmen, tidak menyakiti/merugikan orang lain, rajin berdoa dan gemar bersedekah. 



Terkadang manusia lupa bahwa perjalanan hidup manusia sudah tertulis dan tersirat atas kehendak Allah SWT.

Sehingga banyak orang yang berusaha mencapai cita-cita dan tujuannya menggunakan segala cara  bahkan menghalalkan segala cara dengan merusak nama baik seseorang yang menjadi lawan rivalnya.


 Seperti halnya orang orang yang sedang mengikuti kontestan Pemilu di Indonesia, tidak memandang bulu orang itu telah berjasa kepada negeri  dan bangsanya, yang penting dicaci maki, dibully, dirusak nama baiknya, demi  tercapai tujuannya. Hal ini terjadi dalam kondisi saat ini,  Presiden Jokowi yang telah membuat Indonesia menjadi negara yang disegani bangsa dan negara lain, kemakmuran  dan kesejahteraan rakyat meningkat, masih saja dibully, dihina, dicaci maki dan dituduh melakukan dinasti politik. 



Padahal pencalonan capres-cawapres kewenangan partai politik dan adanya aturan hukum yang memayunginya , sehingga tidak ada hubungannya dengan Presiden. Jika pencalonan Gibran dianggap salah, seharusnya  yang disalahkan  MK dan Partai Politik, mengapa MK membuat aturan tersebut dan mengapa partai politik mencalonkan Gibran sebagai Cawapres, ini  terjadi karena ikut campur tangan Tuhan Allah SWT. 



Seorang Gibran yang dianggap oleh banyak orang masih ingusan, belum punya pengalaman  tapi bisa dipilih oleh partai partai besar yang punya kader hebat-hebat tapi kok Gibran yang dipilih, inilah takdir dari Allah SWT bahwa Gibran saatnya menjadi Wakil Presiden. 



Jika dalam pemilu ,14 Februari 2024 Prabowo-Gibran yang menang inilah suratan takdir dari Allah SWT. Karena segala cara telah dilakukan oleh beberapa kelompok untuk menggagalkan pencalonan Gibran, bahkan merusak serta membusukkan nama baik Jokowi, namun jika rakyat tetap memilih Prabowo-Gibran dan menang dalam pemilu 2024 berarti memang  sudah suratan takdir dari Allah.



Jika demikian yang terjadi, maka kita manusia yang hidup di negara Indonesia harus legowo  dan bisa menerima jika Prabowo-Gibran yang menang.

Jadilah warga negara yang baik, pandai bersyukur dan bisa menerima apa yang menjadi suratan takdir Allah SWT. Perlu disadari  bahwa tidak ada pemimpin di dunia ini yang sempurna, tetapi pemimpin yang baik, amanah dan memperjuangkan kepentingan rakyat itulah yang wajib dipilih.



Saya menyakini pemilu 2024 akan berjalan damai, tertib, lancar dan sukses dan Allah mentakdirkan pemimpin baru di Indonesia yaitu Prabowo-Gibran. Tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa walau pilihan kita tidak menang, salam hormat kami, Ki Suro Raharjo.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

FAST AWARD diberikan kepada DR Soesilo Aribowo,SH.MH Pengacara Tipikor Nomor Satu di Indonesia

Advokat Hartono Tanuwidjaja, S.H.,M.H, Kuasa Hukum Penggugat Harap Sidang Kedepan bisa lanjut ke Tahap Mediasi.

Mayjen TNI (purn) H. Syamsul Djalal,SH,MH dan KETUA UMUM Pengurus Besar Santri dan Ulama Indonesia DR.H. Tubagus Bahrudin,SE,MM, Dua Tokoh Besar Mendukung Sultan Sayid Fuad Untuk JAMBI SATU